![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGVZsjCIAmo_z2hdaIKERWUBNwQw0TH_vTNJsUnst1efkIkwtKn9cuGaEh0ptmeKq4RNjaBPZoGZm1QPUTAEnJ6McKI1iMAs54Tvxky3fAQpQ6vYxcfEbYjvtBaZDqowwajWrW9nKiSCfB7tk6_JNCDn95OofKi4qiQNorRedRi8g69I-zhc7BCkZQ/w640-h426/sexual-harassment.webp)
Sadar tidak sadar, semua orang hampir pernah mengalami Sexual Harassment (pelecehan seksual). Pun bisa saja terjadi kepada perempuan atau laki-laki. Melihat kini meningkatnya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada mereka yang berpakaian tertutup pun menjadi suatu hal yang jelas bisa disimpulkan bahwa pelecehan seksual juga tidak memandang latar belakang pakaian kita, tidak peduli se-tertutup apapun pakaian kita. Saya cukup prihatin mengetahui kasus Sexual Harassment ini belum mendapat perhatian yang besar di masyarakat. Mengapa demikian? Karena masih banyak dari mereka korban pelecehan seksual yang belum mampu speak up tentang kejadian yang mereka alami. Belum lagi tanggapan yang akan mereka terima jika melaporkan atau menceritakannya. Masyarakat bisa saja berfikir,
“Halah gitu doang, nggak ada apa-apanya itu.”
Ya. Classic. Faktor utamanya yakni para korban khawatir jika kasusnya akan dianggap angin lalu. Disappointed but not surprised, huh? I’ve been there too, I’m one of such thing’s victim. Dan aku bakal sharing hal-hal yang menyangkut Sexual Harassment, because EVERYONE DOESN’T DESERVE TO BE HARASSED.
Tapi sebelumnya, kita harus tahu dulu, sebenarnya apa sih Sexual Harassment (pelecehan seksual)?
sex·u·al ha·rass·ment
noun
behavior characterized by the making of unwelcome and inappropriate sexual remarks or physical advances in a workplace or other professional or social situation.
Yang artinya, Sexual Harassment adalah perilaku yang ditandai dengan ucapan seksual yang tidak pantas dan tidak dikehendaki atau tindakan fisik yang berlebihan di tempat kerja atau di berbagai tempat dan situasi lainnya.
Di bawah ini beberapa gambaran realita dan presentase yang menyangkut Sexual Harassment:
Masih banyak orang yang tidak sadar menjadi korban maupun pelaku dari Sexual Harassment (pelecehan seksual). Terlebih pelaku Sexual Harassment selalu bersembunyi dibalik topeng yang mereka sebut lelucon, atau berdalih, “Itu kan cuma bercanda kali.” What the hell, man?! I'm gonna punch everyone who dares to said that bullsh*t I swear, Sexual Harassment is NOT a joke.
Sexual Harassment isn't always into direct sexual interaction, like kissing or touching a sensitive part. Sexual Harassment terdiri atas beberapa jenis, yaitu physical, verbal, dan non-verbal.
Ingat, baik pelaku maupun korban pelecehan seksual sangat mungkin terjadi dan dilakukan orang-orang terdekat sekali pun, bahkan pelakunya bisa saja teman sekelas. Juga bisa terjadi kapan pun dan dimana pun. Sexual Harassment TIDAK bisa dianggap remeh dan jangan sekali-sekali menganggap remeh. Sexual Harassment will NOT be tolerated, karena bisa membawa dampak yang besar bagi korban. Dampak yang ditimbulkan bagi korban juga tidak bisa dianggap remeh, karena dampak psikologis yang lebih besar andilnya dalam hal ini. Because an emotional/mental injury is more difficult to treat than physical in most cases and it may leads to a psychological trauma.
2018
2019
Walau presentase Sexual Harassment yang dialami laki-laki lebih rendah dibanding perempuan, bukan berarti hal itu tidak mungkin terjadi kepada laki-laki dan besar kemungkinan akan meningkat seiring perkembangan waktu. Dari data di atas jelas terlihat bahwa presentase Sexual Harassment yang dialami laki-laki cenderung meningkat dari tahun 2018-2019 walaupun tidak terlalu signifikan. Jenis Verbal Sexual Harassment menempati peringkat pertama dengan nilai yang lebih tinggi dibanding jenis Sexual Harassment lainnya. Hal itu jelas sebagai bukti jika pelecehan lebih banyak dilakukan melalui ucapan.
How about my story as a victim of Sexual Harassment?
It's gonna be a long story, anyway.
Jujur, aku butuh waktu yang cukup lama dan pemikiran yang matang untuk menceritakannya. Dan aku memang sempat mengalami pergolakan batin, karena lagi-lagi aku khawatir tanggapan orang-orang. I know that it sounds so stupid, aku langsung sadar, dengan diamnya aku justru akan menambah korban dan si pelaku akan duduk santai atas perbuatannya and I won't let that happen anymore. Sesaat setelah aku alami, aku langsung cerita ke teman-teman cewekku terlebih dahulu, alhamdulillah respon mereka positif, justru mereka sama sekali nggak memandang remeh atas apa yang yang aku alami dan memberikan semangat untuk harus melawan pelaku.
You might be shocked by this fact, but I'm a victim of Sexual Harassment by my classmates. Aku nggak pernah nyangka akan mengalami ini, bahkan dari teman sekelasku sendiri, like, can you even imagine it?argh. Kita inisialkan saja pelakunya si L. Jujur, aku sama sekali nggak pernah nyangka dia bakal tega lakuin ini. Apalagi mengingat dia tipikal orang yang suka bercanda dan berbaur, geez, I was fooled. It started when we went up to 3rd semester, awalnya dia selalu bercandain aku dengan selalu tiba-tiba nimbrung duduk ke tempatku, bayangin dia langsung ke aku dan dempet-dempetan sekursi gitu, trus dia mulai megang bahu atau pinggangku. Refleks aku ngerasa nggak nyaman dong dan sangat risih. Berkali-kali aku negur dia kalau aku sangat risih serisih-risihnya digituin, bahkan sampai dorong-dorongin dia supaya menjauh dan nggak ngelakuin itu lagi. Dan dia balas dorong-dorongin aku, aku ngerasa dia cuma ambil kesempatan aja buat nyentuh badanku.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-U3BjWNwR2lsLAHUpRF4mE0MqZjuAJBa-8BJr2LUIVpjgPWV99g05U4TQPLAHTcZIotjpM3a7J32BSevvJAACFGhkqNqIppfTNGV-8l4yXS8AobRaAKneJLIXLUg21HeFXCiKkDk12Rs/s320/IMG_9647.JPG)
Sebenarnya masih banyak, tapi aku lupa dia ngelakuin apa lagi. Nah, sampai di suatu keadaan dia ngelakuin bercandaan yang sangat berlebihan (at least menurut dia mungkin bercandaan tapi nggak tahu kalau lebih dari itu), sesuatu yang sudah nggak bisa lagi aku tolerir dan jijik sama dia. Akhir-akhir ini dia selalu nyinggung ke hal alat kelamin, he went up too far, intinya, kurang lebih dia sempat bilang seperti ini beberapa kali ke aku, "Sini aku colokin kamu.", "Mau nggak dicolokin sama aku?". Demi Allah, so disgusting!
Salah satunya, waktu itu kita lagi istirahat, aku jalan-jalan di kelas buat lihat apa yang teman-temanku kerjain, berhubung karena tugasku sudah selesai dan aku gabut banget. Pas aku mau balik ke tempat dudukku, ada si L dan satu lagi temanku yang cowok, panggil saja I, By the way, si L dan I itu dekat dan mereka bisa dibilang 'partner to do that gross-thing'. Si I tiba-tiba datang ke aku sambil arahin dua telapak tangannya ke depan, kayak mau megang sesuatu sambil tertawa puas. Si I sempat bilang kurang lebih, "Kita scan aja, nih, lumayan kan hahaha.", si L ikutan ketawa sambil ngangguk-ngangguk, and I realized that he was pointing his hands almost to my chest like he'd scan what's in my chest, I'm pretty sure that it's the most wretchedly bad behavior ever! Sontak aku bentak mereka dan langsung keluar dari kelas.
Yang paling aku ingat saat aku nimbrung sama teman-temanku di lantai buat lihat tugas project kuliah kita, ini juga baru terjadi beberapa hari yang lalu, kebetulan ada si L disitu, aku duduk nggak terlalu jauh dari tempatnya duduk. Ternyata dia lagi ngerjain tugas projectnya dibantu sama teman yang lain, akhirnya dia minta tolong ke aku, "Dil, colokin kabel lem tembakku disitu.", kebetulan lagi ternyata ada stop kontak di sekitarku. Sebenarnya perasaanku mulai nggak enak disitu, tapi aku berusaha positive thinking nolongin dia. Tapi kabel lem tembaknya nggak bisa dicolok ke stop kontak itu dan aku bilang, "Nggak bisa dicolokin kabelnya, debunya banyak banget di stop kontaknya.". Tanpa mikir dia langsung bilang, "Sini coba aku colokin ke anumu." Awalnya aku nggak terlalu ngeh, tapi karena ngelihat teman-teman cowokku yang langsung ketawa dan aku ngerasa udah nggak beres, ternyata dia nyinggung hal 'itu' lagi. Sangking shocknya, saat itu aku cuma bisa bilang, "Mulutmu sembarang ya, kenapa sih." I always curse myself for only being able to say it T_T.
Selang waktu beberapa menit, si I bertanya, "Itu apa sih yang kayak spanduk besar pembatas ruangan? kelihatannya kayak ruang khusus ibu menetek (Seriously guys, he really said that way). Bener nggak sih namanya? perasaan bukan itu, deh. Coba aku googling namanya, deh." Saat itu di kelasku ada kayak spanduk besar gitu yang ngasih space beberapa senti, sejenis gorden pembatas ruangan yang ternyata digunakan sama seniorku buat ngerjain skripsinya disitu. Si L lagi-lagi tanpa mikir dan bilang, "Nggak usah googling, tuh si Dila punya tete. Ya kan Dila, kamu punya tete." What the!? Seriously, dude?!?! Dia bilang begitu di depan teman-temanku yang cowok bahkan senior pun dengar. Saat itu lagi-lagi aku cuma bisa lawan dengan, "Heh mulut, emang Ibu kamu nggak punya? hah!" and I immediately stay away from there. I understand that every man in this world can't be separated from sexual things, let's say that 'it's' their thing, but it's also about how well you can control it.
It's quite surprising, isn't it?
Syukurnya sekarang Indonesia sudah punya hukuman yang cukup tegas bagi mereka pelaku pelecehan seksual dan sudah diatur dalam UUD.
Speak up atau angkat suara bahwa ia menjadi salah satu korban pelecehan seksual itu sama sekali bukan hal yang memalukan untuk diakui, karena hal tersebut dapat mencegah banyaknya korban dan agar pelaku segera ditindak atas perbuatannya. You. Should. Report. Sexual Harassment. No excuse. Setidaknya kamu nggak sendiri sesaat setelah kamu mengalami pelecehan seksual, karena hal pertama yang pasti dirasakan para korban yaitu trauma psikologis dan shock berat. Maka dari itu, kalian harus rangkul mereka baik-baik. C’mon my cool fellow, be more open-minded and wiser with this thing. I believe that we’re all mature enough to handle such thing, hal ini tidak boleh lagi dibiarkan menjadi sekadar topik yg tabu✊🏻